Kaulah laut biruku yang membentang luas tanpa batas
Mengalir bagai hidup tak berujung
Kaulah hujan yang mengiringi irigasi kering
Ba' retak hatiku
Kaulah permata indah siap di sanjung
oleh makhluk dimuka bumi ini
Kau layak memilih bukan dipilih
Datangmu tanpa diundang
Langkahmu pasti tak gentar
Khayalku membumbung tinggi diatas cakrawala aksara
Mengundang asa atas mimpi-mimpi dilangit cerah
Rabu, 23 Desember 2015
Selasa, 04 Agustus 2015
Kenangan Berlalu
Kutulis surat ini..
Kala langit menangis
Selusin malaikat telah turun..
Dimuka kaca jendela
Hembusan embun tipis menutupi
Kala nestapa merundung hati
Angin dan Cinta menyatu
Mendesah dalam keramaian gerimis
Yang berkelip dalam sanubari
Dan tengoklah angkasa penuh cahaya
warna-warni panorama gemerlap kini telah nampak
Dengarlah angin!! telah berganti baju menjadi musik gesekan instrumental menyayat hati..
Kutuliskan lagi.. kepingan kepingan mati
Membara bagai api..
Hilang sekilas mimpi .
Kala langit menangis
Selusin malaikat telah turun..
Dimuka kaca jendela
Hembusan embun tipis menutupi
Kala nestapa merundung hati
Angin dan Cinta menyatu
Mendesah dalam keramaian gerimis
Yang berkelip dalam sanubari
Dan tengoklah angkasa penuh cahaya
warna-warni panorama gemerlap kini telah nampak
Dengarlah angin!! telah berganti baju menjadi musik gesekan instrumental menyayat hati..
Kutuliskan lagi.. kepingan kepingan mati
Membara bagai api..
Hilang sekilas mimpi .
Sabtu, 28 Maret 2015
Sabtu, 14 Maret 2015
Saat Kau Jauh
Tatapan sekejap yang memukaukan hati ini
Telah memikatku pada sebuah perasaan.
Perasaan yang timbul tenggelam, yang entah mengapa tak pernah kupahami keberadaannya.
Membuat tali kasih yang terpintal rapih, sebagai jembatan yang menghubungkan antara hidupmu dengan hidupku.
Namun, ketidakmengertian ini selalu kupertanyakan?
Siapa gerangan dirimu disana?
Setitik cahaya menerangi gelap relung kalbuku
Kehangatannya telah melelehkan kebekuan hati
Mutiara kasihnya mendekap hangat jiwaku
Meski tak terlihat, tapi terasa keberadaannya
Sore silih berganti malam dan kehadiranmu sungguh kudambakan!
Saat raga tak mungkin bertegur sapa?
Saat sentuhan lembutnya hilang
Saat jarak ribuan kilometer jauhnya menjadi penghalang
Namun, kurasa kita masih dalam naungan langit yang sama
Tiada obat bagi penyembuh asa yang tengah dilanda kesepian
Kulontarkan kalam-kalam illahi beralas kerinduan
Kutitipkan salam penyemangat
Biarakan udara yang menyampaikan padamu
Selasa, 03 Maret 2015
Kepergianmu
Pada apa dan pada siapa cinta ini akan berlabuh
Ketika kaca hidupku berhenti bersinar lagi
Ketika pelangi merubah warnanya
Ketika kata yang terucap, bukanlah arti dari yang sesungguhnya
Ketika kau pergi meninggalkan sebingkai goresan penamu
Ketika jiwa ini melayang bersama angan angan yang melambung tinggi
Tiada memory yang tertinggal
Tersimpan sebuah asa yang membeku
Langganan:
Postingan (Atom)
Aku Yang Mati Sekarat
Sudikah kau tau Aku yang mati sekarat dan berkarat Pada detik aku menulis ini aku masih berpura pura dengan keras . Aku kalah, aku mengal...
-
Hai Burung Terbanglah Terlepas dari segalanya Kufikir semua akan kembali pada tujuannya Hai senja Maukah kau...
-
Sudikah kau tau Aku yang mati sekarat dan berkarat Pada detik aku menulis ini aku masih berpura pura dengan keras . Aku kalah, aku mengal...